Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman Mengadakan MOS berdisiplin Internasional
Saat ini, Masa Orientasi Siswa (MOS) menjadi agenda yang menakutkan bagi siswa baru. Menakutkan, karena mereka mendapatkan perilaku yang kurang mendidik. Mereka mengalami penyiksaan fisik, hinaan, dan bahkan kematian. MOS yang seharusnya menjadi gerbang utama menuju pendidikan yang berkualitas justru yang terjadi adalah sebaliknya sebagai ajang premanisme.
Lain halnya dengan yang terjadi di Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman Pandeglang Banten, acara pelaksanaan Masa Orientasi Santri (MOS) pada tanggal 04-06 Agustus 2015 berlangsung dengan khidmat, khusuk, dan gembira. Peserta MOS yang merupakan seluruh santri Ibad ar-Rahman diperlakukan dengan sangat manusiawi tanpa kekerasan dan hinaan.
Menurut Mudir (Pimpinan) Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman, Ahmad Zainie, pelaksanaan MOS di Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman sangat berbeda jauh dengan sekolah-sekolah di luar. MOS di sekolah luar cenderung mendapatkan kesan negatif, yaitu adanya unsur kekerasan dan hinaan, dengan tujuan mendapatkan rasa kepercayaan yang tinggi. Tetapi cara yang mereka terapkan kurang tepat. Bagaimana anak didik bisa mendapatkan rasa kepercayaan yang tinggi bila martabatnya direndahkan. Contohnya adalah peserta MOS biasanya mengenakan pakaian dan perlengkapan yang kurang pantas dan mendidik.
Di Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman yang terjadi justru sebaliknya. Para Asatidz (guru) menggali potensi anak didik yang terpendam. Mulai dari keterampilan bahasa Inggris, Arab, hafalan al-Quran, adzan, pidato, dan kepemimpinan. Para santri juga dididik untuk menanamkan sikap disiplin; tepat waktu, kerapian, dan kebersihan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali selama 3 hari berturut-turut.
Di samping menggali potensi dan menamkan sikap disiplin, MOS Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman juga bertujuan untuk mengingatkan para santri bahwa mereka saat ini berada dilingkungan pondok pesantren. Bagi santri baru ini merupakan lembaran baru bagi mereka. semua kebiasan kurang baik ketika masih di rumah harus dilupakan dan ditinggalkan. Karena ketika sudah menginjakkan kakinya di Pondok harus mentaati semua disiplin yang ada. Begitu juga untuk santri lama, sikap disiplin dan semangat mencari ilmu harus lebih ditingkat dari pada sebelumnya. Karena tujuan wali santri menitipkan buah hatinya di Pondok adalah menuntut ilmu dan berakhlak mulia.
MOS diisi dengan informasi kegiatan Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman. Seluruh santri mendapatkan pengetahuan tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman, kedisiplinan di Pondok, tata cara beribadah dengan baik dan benar, halaqoh tahfidz quran, muhadharah tiga bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia), KBM, kesantrian, percakapan bahasa Inggris dan Arab untuk kegiatan sehari-hari, permainan edukasi, kerjasama kelompok, gotong royong, lomba adzan dan doa, serta latihan baris-berbaris.
Bagi Ustad Muis, selaku Ketua Panitia Pelaksana MOS, memberikan informasi terkait kegiatan di Pondok Pesantren sangatlah penting. Karena setelah MOS selesai, seluruh kegaiatan di Pondok Pesantren sudah tergambar jelas di benak mereka, terlebih bagi santri baru. Mereka sudah mengetahui apa yang harus dilakukakan pada waktu-waktu tertentu. Kapan mereka harus bangun tidur, merapikan kamar, shalat, makan, sekolah, halaqoh, muhadharah, olahraga, dan sebagainya.
Bekerjasama dengan KOPASUS
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ajaran 2015-2016, Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman mengadakan MOS dengan terobosan baru. Pelaksanaan MOS tahun ini mereka bekerjasama dengan salah satu pasukan elit Indonesia, Kopasus. Yaitu pasukan profesional yang memiliki disiplin dan kemampuan yang tinggi, baik nasional maupun internasional.
Tujuan kerjasama itu adalah untuk meningkatkan disiplin santri di Pondok Pesantren. Mulai dari disiplin bangun tidur, makan, berangkat sekolah, pergi ke masjid, kerapihan, kebersihan kamar dan tempat tidur, serta berpakaian yang rapih.
Pondok Pesantren Ibad ar-Rahman mengakui bahwa menerapkan hidup penuh disiplin itu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Karena itu perlu adanya ide-ide baru dan segar, salah satunya bekerjasama dengan Kopasus. Pondok berkeyakinan bahwa bila yang didatangkan adalah Kopasus yang memiliki disiplin tinggi, maka para santri pun akan berdisiplin tinggi pula seperti mereka. Kerjasama dengan Kopasus tidak berakhir ketika MOS berkesudahan. Kerjasama ini berkelanjutan. Kopasus akan memantau kembali kedisiplinan santri setiap bulannya.
Meskipun kegiatan MOS sangat padat sampai jam 21.30 WIB, akan tetapi seluruh santri merasa senang dan tidak tampak kelelahan di wajah mereka. Hal itu karena cara kerja Panitia dan Kopasus tidak menggunakan kekerasan dan hinaan yang dapat merusak tubuh dan mental. Terkadang Kopasus juga memberikan permainan edukasi kepada santri agar tidak jenuh.
“Saya sangat bersyukur bisa bertemu dan belajar bersama Kopasus. Mereka telah mengajari saya banyak hal. Mulai kedisiplinan, kebersihan, kerapian, tepat waktu, dan kepedulian sesama kawan. Saya merasa apa yang saya lakukan saat ini merasa lebih baik dari pada sebelumnya, ketika Kopasus belum datang. Kopasus melatih saya dan teman-teman tanpa ada unsur kekerasan dan hinaan. Saya sangat senang meskipun saat itu merasa lelah. Sekali lagi terima kasih Bapak Kopasus,” Ujar Muhammad Lutfi Hidayat, Siswa baru kelas X, saat ditemui di kamarnya.
Dampak dari kerjasama dengan Kopasus juga dirasakan oleh Ustad Hamdan, Wali Asrama Shalleh. “Alhamdulilah luar biasa hasil kerjasama dengan Kopasus kemaren. Saya melihat para santri sudah bisa melihat dan peduli terhadap displin. Khususnya kebersihan, kerapian, dan ketepatan waktu. Kami semua wali asrama dan kamar, saat ini hanya mengontrol ke kamar-kamar agar suasana seperti ini terus berlanjut.”