Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School Padukan Ilmu Modern dan Agama
Fathan, Zidan Al Makky, dan Ardi Fauzan menambah barisan penghafal Alquran yang telah mencapai hafalan 30 juz kurang dari tiga tahun masa pendidikan di Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School. Sebelumnya, pesantren yang terletak di Cimanuk, Pandeglang, Banten, ini sudah melahiran puluhan hafiz Alquran.
Naib Mudir Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School Ustaz Ahmad Rofiqi menuturkan, santri memulai aktivitasnya sejak pukul 03.00 WIB dengan shalat tahajud di masjid pesantren. Setelah itu kegiatan belajar mengajar berlangsung hingga pukul 22.00 WIB.
“Sepanjang hari santri belajar, menghafal Alquran, ekskul, olahraga, kajian kitab, dan halaqah ilmiah,” kata Ustaz Rofiqi memaparkan. Kegiatan yang padat ini dimaksudkan agar para santri memiliki daya tahan yang baik dari segi fisik dan mental. “Tentunya dengan dukungan gizi dan lingkungan yang sehat mereka sanggup menjalaninya,” ujarnya.
Pesantren yang berdiri pada 2003 ini memang memiliki lingkungan yang asri. Para santri juga dibiasakan hidup dengan kebersihan dan kerapian. “Disini, sandal tertata sangat rapi dan tertib, handuk tersusun di rak-rak dan kasur berseprei seragam dan bersih. Dalam kegiatan shalat, mereka melakukan gerakan shalat dengan saksama. Barisannya teratur rapi,” jelas Ustaz Rofiqi.
Pesantren Ibad ar Rahman memiliki lembaga sekolah tingkat tsanawiyah dan aliyah di bawah naungan Departemen Agama dengan nama Madrasah Tsanawiyah (MTS) Ibad ar Rahman dan Madrasah Aliyah (MA) Ibad ar Rahman.
Ustaz Rofiqi menjelaskan, kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai dari pukul 07.30 WIB dan berakhir pada 12.40 WIB. “Selebihnya adalah kegiatan agama, seperti halaqah Alquran dan kegiatan life skills,” ujarnya memaparkan.
Ia menambahkan, secara kelembagaan, Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian putra dan bagian putri. Masing-masing bagiannya terdiri dari tiga unsur, yaitu sekolah, kemasjidan (peribadahan), dan asrama (kesantrian).
“Gurunya pun dibagi menjadi dua,” ungkap Ustaz Rofiqi. Pertama, guru khusus pengajar Alquran. Kedua, guru mata pelajaran sekolah. Sebagian besar guru Alquran adalah para huffaz dengan rasio satu guru sembilan santri. “Jadi, kondusif dalam pengajaran hafalan Alquran.”
Ketua Yayasan Ibad Ar Rahman Yocke Dwi Pamungkas menambahkan, lahirnya Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School berawal dari belum mapannya tatanan kehidupan beragama dalam bentuk rusaknya moral, mental, akidah, dan akhlak. “Jalan paling singkat memperbaiki semua itu adalah melalui pendidikan,” kata Yocke.
Ia menilai, dengan pendidikan, generasi muda di masa depan bisa mempunyai ilmu yang mumpuni, baik pemahaman yang sangat dalam tentang Islam maupun ilmu keduniaan.
“Dengan keyakinan tidak adanya dikotomi antara ilmu dunia dan ilmu akhirat, kami ingin mendidik generasi muda agar kelak mereka menjadi generasi baru yang berilmu dan tidak apatis,” ungkapnya.
Kurikulum di Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School, Yocke menuturkan, memadukan antara kurikulum nasional, internasional, dan pesantren modern. Ilmu-ilmu agama, seperti tafsir, hadis, ushul fikih, akidah, sirah, nahwum sharaf, dan balaghah menjadi materi wajib.
Pengembangan bahasa Inggris santri pun dilakukan lewat pelajaran pidato, percakapan, dan diskusi. “Kami sajikan dengan active learning, moving class, home schooling, talaqqi, kajian, dan seminar,” katanya memaparkan.
Salah satu program unggulan Ibad Ar Rahman Islamic Boarding School adalah hafal Alquran 30 juz dalam waktu 30 bulan. “Gurunya khusus dan sudah banyak hafiz yang lahir di sini,” kata Yocke.
ed: hafidz muftisany